Penggunaan fly ash
untuk pembuatan paving block
Kristanto,
Anton and Saputra, Salim Himawan (2003) Penggunaan fly
ash untuk pembuatan paving block. Bachelor thesis, Petra Christian
University.
Abstract
Dalam penelitian ini kami mencoba mempelajari pengaruh
pemakaian fly ash dalam membuat paving block karena belum ada penelitian
tentang hal ini. Kami mengambil contoh fly ash yang berasal dari Tjiwi Kimia
sebagai contoh material yang digunakan untuk pembuatan paving block. Dalam
penelitian ini formula dasar kami peroleh dari literature dan perusahaan
paving. Komposisi awal dari penelitian ini menggunakan perbandingan sebagai
berikut: Semen : pasir : kerikil = 1 : 2,11 : 2,63. Formula dasar ini kami
kembangkan dengan menambahkan beberapa variasi komposisi fly ash sebagai
pengganti pasir untuk memperoleh hasil yang maksimal dari penggunaan fly ash.
Pengembangan penelitian selanjutnya dilakukan variasi komposisi paving dengan
perbandingan semen : pasir : kerikil : fly ash = 1 : 1,3 : 2,6 : 0,8 dan kami
pelajari pengaruh masing-masing faktor terhadap kuat tekan dengan menggunakan
metode Fraksional faktorial desain. Hasil penelitian yang diperoleh
mengambarkan bahwa fly ash dapat digunakan sebagai pengganti komponen pasir,
dengan hasil tes kuat tekan rata-rata yang lebih baik sebesar 11,52 %.
Komposisi fly ash yang paling efektif dalam menggantikan pasir adalah 40 %,
dan peningkatan kekuatan yang dihasilkan sebesar 43,09 %. Faktor yang
memiliki pengaruh terbesar bagi penyerapan air dan kuat tekan pada semua
sampel paving adalah interaksi antara faktor Semen-Pasir-Kerikil. Komposisi
terbaik dalam penelitian kami terdapat pada formula 12, dengan perbandingan
semen : pasir : kerikil : fly ash = 0,9 : 1,2 : 2,8 : 0,76; dengan kuat tekan
yang dihasilkan sebesar 617,40 kg/cm 2 . Pada umur 28 hari, kuat tekan paving
masa curing 28 hari lebih besar 14,30% dibandingkan masa curing 7 hari. Pada
masa curing yang sama (28 hari), kuat tekan paving umur 60 hari meningkat
sebesar 32,58 % dibandingkan kuat tekan paving umur 28 hari.
Date Deposited:
|
23
Mar 2011 18:48
|
|
CARA MENCAMPUR/MENGGUNAKAN FLY ASH dari cv sumber joyo
FORMULA UNTUK CAMPURAN PEMASANGAN BATA / BATAKO v 1 SAK SEMEN + 1 SAK FLY
ASH + 12 PASIR ( ukuran setara sak ) v
Atau perbandingan 1 : 1 : 12
FORMULA UNTUK CAMPURAN KULITAN / LEPAN v 1 SAK SEMEN + 2 SAK FLY
ASH + 20 PASIR ( ukuran setara sak ) v
Atau perbandingan
1 : 2 : 20
FORMULA UNTUK
CAMPURAN PEMBUATAN BATAKO v
1 SAK SEMEN + 2 SAK FLY ASH + 15 PASIR ( ukuran setara sak ) v
Atau perbandingan 1 : 2 : 15
FORMULA UNTUK CAMPURAN COR v
1 SAK SEMEN + 1 SAK FLY ASH + 3 PASIR ( ukuran setara sak ) + 4 CORAL ( ukuran
setara sak ) v
Atau perbandingan
1 : 1 : 3 : 4
FORMULA UNTUK CAMPURAN TEGEL / KAKIAN v 1 SAK SEMEN + 2 SAK FLY
ASH + 20 PASIR ( ukuran setara sak ) v
Atau perbandingan 1 : 2 : 20
FORMULA UNTUK CAMPURAN ONDRONGAN / ACIAN v 1 SAK SEMEN + 2 SAK FLY
ASH v
Atau perbandingan 1 : 2
FORMULA UNTUK CAMPURAN PAVING K 300 + v PASIR : 200 Kg + ABU BATU
: 240 Kg + 0.5 CORAL : 40 Kg + FLY ASH : 40 Kg ( 1 sak ) TOTAL BAHAN = 520 Kg :
SEMEN 40 Kg ( 1 sak ) = 13 Kg
Jadi perbandingan campuranya adalah 1 : 13 TOTAL BAHAN +
SEMEN = 560 : 3.1 = 180 biji : 44 = 4 M² Berat Jumlah Paving Per M²
FORMULA UNTUK CAMPURAN PAVING K 250 - v PASIR : 250 Kg + ABU BATU
: 290 Kg + 0.5 CORAL : 60 Kg + FLY ASH : 80 Kg ( 2 sak ) TOTAL BAHAN : 680 Kg :
SEMEN 40 Kg ( 1 sak ) = 17 Kg
Jadi perbandingan campuranya adalah 1 : 17 TOTAL BAHAN +
SEMEN = 720 : 3.1 = 232 biji : 44 = 5,3 M² Berat Jumlah Paving Per M²
FORMULA UNTUK CAMPURAN PAVING SEGI 6 K 250 - v PASIR : 540 Kg + 0.5
CORAL : 60 Kg + FLY ASH : 80 Kg ( 2 sak ) TOTAL BAHAN +680 Kg : SEMEN 40 Kg ( 1
sak ) = 17Kg
Jadi perbandingan campuranya adalah 1 : 17 TOTAL BAHAN +
SEMEN = 720 : 3.2 = 225 biji : 30 =7,5 M² Berat Jumlah Paving Per M²
FORMULA UNTUK CAMPURAN GENTENG BETON v PASIR : 160 Kg + FLY ASH :
80 Kg ( 2 sak ) TOTAL BAHAN =240 Kg : SEMEN 40 Kg ( 1 sak ) = 6 Kg
Jadi perbandingan campuranya adalah 1 : 6 TOTAL BAHAN =
280 : 3.4 = 82 biji : 90 = 9 M² Berat Jumlah Genteng Per M²
Andoyo. 2006.
Pengaruh Penggunaan Abu Terbang (Fly Ash) terhadap KuatTekan dan Serapan Air
pada Mortar. Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: Drs. Hery Suroso,S.T, M.T dan Drs. Gunadi, M. T.Kata kunci:
Mortar, abu terbang, kuat tekan dan serapan airMortar atau
spesi merupakan salah satu bahan bangunan yang berfungsiuntuk merekatkan
pasangan batu bata, batako, plesteran dan sebagainya. Selama inimortar masih
menggunakan semen portland dan kapur sebagai bahan ikat utamayang harganya
cukup mahal. Pada sisi lain penggunaan mortar tidak memerlukanpersyaratan yang
terlalu tinggi. Oleh karena itu diperlukan alternatif bahan ikat lainyang
memiliki harga lebih murah dan diprediksikan dapat meningkatkan kuat
tekanmortar. Bahan ikat alternatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
limbah sisapembakaran batu bara, yaitu abu terbang.Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah prosentase abu terbang yangdigunakan dalam mortar. Sedangkan
variabel terikatnya adalah kuat tekan danserapan air pada mortar. Penelitian
menggunakan komposisi campuran denganperbandingan berat bahan susun mortar yang
terdiri dari semen portland (PC), abuterbang (AT), kapur (KP) dan pasir (PS).
Perbandingan komposisi campuran yangdipakai adalah dengan prosentase abu
terbang terhadap berat semen. Perbandingantersebut adalah dengan komposisi abu
terbang sebesar 0% (1PC : 0AT : 1KP : 8PS),komposisi abu terbang sebesar 10%
(0,9PC : 0,1AT : 1KP : 8PS), komposisi abuterbang sebesar 20% (0,8PC : 0,2AT :
1KP : 8PS), komposisi abu terbang sebesar30% (0,7PC : 0,3AT : 1KP : 8PS) dan
komposisi abu terbang sebesar 40% (0,6PC :0,4AT : 1KP : 8PS). Sampel yang diuji
kuat tekan dan serapan airnya adalah sampelberbentuk kubus dengan ukuran 50 mm
x 50 mm x 50 mm.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil
bahwapenambahan abu terbang dengan prosentase tertentu dari berat semen
ternyata dapatmeningkatkan kuat tekan mortar. Peningkatan kuat tekan terjadi
pada prosentase abuterbang sebesar 10% dengan kuat tekan pada umur 56 hari
sebesar 100,72 kg/cm dan proyeksi kuat tekan karakteristik pada umur 28
hari (fc’) = 66,69 kg/cm, padaprosentase abu terbang sebesar 20% dengan kuat
tekan pada umur 56 hari sebesar93,96 kg/cm dan proyeksi kuat tekan
karakteristik pada umur 28 hari (fc’) = 62,16kg/cm, pada prosentase abu terbang
sebesar 30% dengan kuat tekan pada umur 56hari sebesar 83,41 kg/cm dan proyeksi
kuat tekan karakteristik pada umur 28 hari(fc’) = 55,17 kg/cm dan pada
prosentase abu terbang sebesar 40% dengan kuat tekan pada umur 56 hari sebesar
70,12 kg/cm dan proyeksi kuat tekan karakteristik padaumur 28 hari (fc’) =
46,42 kg/cm. Sedangkan pada mortar dengan kadar abu terbang0% didapatkan kuat
tekan pada umur 56 hari sebesar 59,89 kg/cm dan proyeksi kuattekan
karakteristik pada umur 28 hari (fc’) = 42,34kg/cm
Penambahan abu terbang pada bahan ikat semen portland dan
kapur jugamembuat mortar menjadi lebih kedap air karena nilai serapan air
mortar menjadisemakin rendah. Serapan air pada mortar dengan abu terbang 0%
adalah sebesar12,912%, pada prosentase 10% sebesar 12,119%, pada prosentase 20%
sebesar11,868%, pada prosentase 30% sebesar 9,31% dan pada prosentase abu
terbangsebesar 40% nilai serapan airnya adalah 10,886%. Serapan air yang
terjadi padamortar masih memenuhi syarat yang ditetapkan oleh PUBI-1982.Dari
penelitian tersebut dapat diketahui bahwa abu terbang selain sebagaibahan
pengikat alternatif juga dapat menjadi bahan pengisi ( filler ).
Sebagai bahanpengikat, keberadaan abu terbang dapat
meningkatkan kuat tekan mortar sedangkansebagai bahan pengisi abu terbang dapat
mengurangi serapan air pada mortar. Olehkarena itu, jika akan membuat mortar
dengan bahan ikat semen portland dan kapurdapat ditambahkan abu terbang sebagai
bahan yang mengurangi jumlah semen tapimampu meningkatkan kuat tekan dan
mengurangi serapan air pada mortar.