Rabu, 24 Oktober 2012

Pemanfaatan Limbah Batu Bara (Fly Ash) Sebagai Bahan Campuran Pembuatan Batako Ditinjau Dari kuat Tekan dan Serapan Air

Pemanfaatan Limbah Batu Bara (Fly Ash) Sebagai Bahan Campuran Pembuatan Batako Ditinjau Dari kuat Tekan dan Serapan Air

Djumari, 5101406018 (2011) Pemanfaatan Limbah Batu Bara (Fly Ash) Sebagai Bahan Campuran Pembuatan Batako Ditinjau Dari kuat Tekan dan Serapan Air. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Abstract

Batako atau Bata Semen Berlubang adalah komponen bahan bangunan yang digunakan untuk dinding dan dibuat secara sederhana dari campuran sement portland, pasir dan air dengan atau tanpa aditif, menggunakan mesin cetak manual atau mesin cetak getar tekan. Penggunaan batako tidak memerlukan persyaratan yang terlalu tinggi dan akan lebih baik jika harganya murah dan memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu diperlukan alternatif bahan ikat lain yang harganya lebih murah dan diprediksikan dapat meningkatkan kuat tekan batako. Bahan alternatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah sisa pembakaran batu bara yaitu abu terbang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persentase abu terbang yang digunakan dalam batako. Sedangkan variabel terikat adalah kuat tekan dan serapan air pada batako. Penelitian menggunakan komposisi campuran dengan perbandingan berat bahan susun batako yang terdiri dari semen portland pozolan (PPC), abu terbang (FS) dan pasir (PS). Perbandingan komposisi campuran yang dipakai adalah dengan persentase abu terbang terhadap berat semen. Perbandingan tersebut adalah dengan komposisi abu terbang sebesar 0% (1PPC : 0FS : 6PS), komposisi abu terbang sebesar 10% (0,9PPC : 0,1FS : 6PS), komposisi abu terbang sebesar 20% (0,8PPC : 0,2FS : 6PS), komposisi abu terbang sebesar 30% (0,7PPC : 0,3FS : 6PS), komposisi abu terbang sebesar 40% (0,6PPC : 0,4FS : 6PS), komposisi abu terbang sebesar 70% (0,3PPC : 0,7FS : 6PS). Sampel yang diuji kuat tekan dan serapan airnya adalah sampel batako dengan ukuran 40 cm x 10 cm x 20 cm. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa penambahan abu terbang dengan persentase tertentu dari berat semen ternyata dapat meningkatkan kuat tekan batako. Peningkatan kuat tekan ini terjadi pada persentase 10% dengan kuat tekan rata-rata 16,35 kg/cm2; persentase 20% dengan kuat tekan rata- rata 17,10 kg/cm2; persentase 30% dengan kuat tekan rata-rata 19,59 kg/cm2; persentase 40% dengan kuat tekan rata-rata 17,16 kg/cm2; persentase 70% dengan kuat tekan rata-rata 9,80 kg/cm2 sedangkan pada persentase 0% kuat tekan rata-rata sebesar 16,35 kg/cm2. Penambahan abu terbang pada bahan ikat semen portland pozolan membuat batako menjadi lebih kedap air karena nilai serapan air batako menjadi semakin lebih rendah. Serapan air pada batako dengan abu terbang 0% adalah sebesar 12,55%, pada persentase 10% sebesar 12,45%, pada persentase 20% sebesar 11,92%, pada persentase 30% sebesar 11,48%, pada persentase 40% sebesar 11,07%, pada persentase 70% sebesar 8,81%.

Fly ash pemanfaatan dan kegunaan


Fly-ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran batubara, yang dialirkan dari ruang pembakaran melalui ketel berupasemburan asap, yang telah digunakan sebagai bahan campuran padabeton. Fly-ash atau abu terbang di kenal di Inggris sebagai serbuk abupembakaran. Abu terbang sendiri tidak memiliki kemampuan mengikatseperti halnya semen. Tetapi dengan kehadiran air dan ukuranpartikelnya yang halus, oksida silika yang dikandung oleh abu terbangakan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentukdari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memilikikemampuan mengikat.Menurut ACI Committee 226 dijelaskan bahwa, fly-ash mempunyaibutiran yang cukup halus, yaitu
lolos ayakan N0. 325 (45 mili mikron) 5-27persen
, dengan spesific gravity antara
2,15-2,8 dan berwarna abu-abu kehitaman dan coklat
. Sifat proses pozzolanic dari fly-ash mirip dengan bahanpozzolan lainnya. Menurut ASTM C.618 (ASTM, 1995:304) abu terbang(fly-ash) didefinisikan sebagai butiran halus residu pembakaranbatubara atau bubuk batubara. Fly-ash dapat dibedakan menjadi dua,yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaranbatubara antrasit atau batubara bitomius dan abu terbang kelas C yangdihasilkan dari batubara jenis lignite atau subbitumes . Abu terbangkelas C kemungkinan mengandung zat kimia SiO2 sampai dengandengan 70 persen. Tingkat pemanfaatan abu terbang dalam produksi semen saat ini masihtergolong amat rendah.
Cina memanfaatkan sekitar 15 persen, Indiakurang dari lima persen, untuk memanfaatkan abu terbang dalam pembuatan beton
. Abu terbang ini sendiri, kalau tidak dimanfaatkan juga bisa menjadi ancaman bagi lingkungan. Karenanya dapatdikatakan, pemanfaatan abu terbang akan mendatangkan efek gandapada tindak penyelamatan lingkungan, yaitu penggunaan abu terbangakan memangkas dampak negatif kalau bahan sisa ini dibuang begitusaja dan sekaligus mengurangi penggunaan semen Portland dalampembuatan beton.Sebagian besar abu terbang yang digunakan dalam beton adalah abukalsium rendah (kelas “F” ASTM) yang dihasilkan dari pembakaran anthracite atau batu bara bituminous. Abu terbang ini memiliki sedikitatau tida ada sifat semen tetapi dalam bentuk yang halus dan kehadirankelambaban, akan bereaksi secara kimiawi dengan kalsium hidrosidapada suhu biasa untuk membentuk bahan yang memiliki sifat-sifatpenyemenan. Abu terbang kalsium tinggi (kelas ASTM) dihasilkan daripembakaran lignit atau bagian batu bara bituminous,yang memiliki sifat-sifat penyemenan di samping sifat-sifat pozolan.Hasil pengujian yang dilakukan oleh Poon dan kawan-kawan,memperlihatkan dua pengaruh abu terbang di dalam beton, yaitusebagai
agregat halus dan sebagai pozzolan
. Selain itu abu terbangdi dalam beton menyumbang kekuatan yang lebih baik dibandingpada pasta abu terbang dalam komposisi yang sama. Inidiperkirakan lekatan antara permukaan pasta dan agregat di dalambeton. More dan kawan-kawan, Mendapatkan
workabilitas
meningkatketika sebagian semen diganti oleh abu terbang.Beton yang mengandung 10 persen abu terbang memperlihatkankekuatan awal lebih tinggi yang diikuti perkembangan yang signifikankekuatan selanjutnya. Kekuatan meningkat 20 persen dibanding betontanpa abu terbang. Penambahan abu terbang menghasilkan
 peningkatan kekuatan tarik langsung dan modulus elastis
. Kontribusiabu terbang terhadap kekuatan di dapati sangat tergantung kepadafaktor air-semen, jenis semen dan kualitas abu terbang itu sendiri.Dalam suatu kajian, abu terbang termasuk ke dalam kategori kelas Fdengan kandungan CaO2 rendah sebesar 1,37 persen lebih kecildari pada 10 persen yang menjadi persyaratan minimum kelas C.Namun demikian kandungan SiO2 sukup tinggi yaitu 57,30 persen.Abu terbang ini , selain memenuhi kriteria sebagai bahan yang
memiliki
sifat pozzolan , abu terbang juga memiliki sifat -sifat fisikyang baik , yaitu jari - jari pori rata - rata 0,16 mili mikron , ukuranmedian 14,83 mili – mikron , dan luas permukaan spesifik 78,8m2/gram . Sifat - sifat tersebut dihasilkan dengan menggunakan
ujiPorosimeter.
Hasil-hasil pengujian menunjukkan bahwa abu terbang memilikiporositas rendah dan pertikelnya halus. Bentuk partikel abu terbangadalah bulat dengan permukaan halus, dimana hal ini sangat baik untukworkabilitas, karena akan mengurangi permintaan air atau superplastiscizer

Selasa, 23 Oktober 2012

Senin, 15 Oktober 2012

Pengaruh Penggunaan Abu Terbang (Fly Ash) terhadap KuatTekan dan Serapan Air pada Mortar.


Andoyo. 2006. Pengaruh Penggunaan Abu Terbang (Fly Ash) terhadap KuatTekan dan Serapan Air pada Mortar. Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Hery Suroso,S.T, M.T dan Drs. Gunadi, M. T.

Mortar, abu terbang, kuat tekan dan serapan airMortar atau spesi merupakan salah satu bahan bangunan yang berfungsiuntuk merekatkan pasangan batu bata, batako, plesteran dan sebagainya. Selama inimortar masih menggunakan semen portland dan kapur sebagai bahan ikat utamayang harganya cukup mahal. Pada sisi lain penggunaan mortar tidak memerlukanpersyaratan yang terlalu tinggi. Oleh karena itu diperlukan alternatif bahan ikat lainyang memiliki harga lebih murah dan diprediksikan dapat meningkatkan kuat tekanmortar. Bahan ikat alternatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah sisapembakaran batu bara, yaitu abu terbang.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah prosentase abu terbang/fly ash yangdigunakan dalam mortar. Sedangkan variabel terikatnya adalah kuat tekan danserapan air pada mortar. Penelitian menggunakan komposisi campuran denganperbandingan berat bahan susun mortar yang terdiri dari semen portland (PC), abuterbang (AT), kapur (KP) dan pasir (PS). Perbandingan komposisi campuran yangdipakai adalah dengan prosentase abu terbang terhadap berat semen. Perbandingantersebut adalah dengan komposisi abu terbang sebesar 0% (1PC : 0AT : 1KP : 8PS),komposisi abu terbang sebesar 10% (0,9PC : 0,1AT : 1KP : 8PS), komposisi abuterbang sebesar 20% (0,8PC : 0,2AT : 1KP : 8PS), komposisi abu terbang sebesar30% (0,7PC : 0,3AT : 1KP : 8PS) dan komposisi abu terbang sebesar 40% (0,6PC :0,4AT : 1KP : 8PS). Sampel yang diuji kuat tekan dan serapan airnya adalah sampelberbentuk kubus dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 50 mm.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwapenambahan abu terbang dengan prosentase tertentu dari berat semen ternyata dapatmeningkatkan kuat tekan mortar. Peningkatan kuat tekan terjadi pada prosentase abuterbang sebesar 10% dengan kuat tekan pada umur 56 hari sebesar 100,72 kg/cm dan proyeksi kuat tekan karakteristik pada umur 28 hari (fc’) = 66,69 kg/cm, padaprosentase abu terbang sebesar 20% dengan kuat tekan pada umur 56 hari sebesar93,96 kg/cm dan proyeksi kuat tekan karakteristik pada umur 28 hari (fc’) = 62,16kg/cm, pada prosentase abu terbang sebesar 30% dengan kuat tekan pada umur 56hari sebesar 83,41 kg/cm dan proyeksi kuat tekan karakteristik pada umur 28 hari(fc’) = 55,17 kg/cm dan pada prosentase abu terbang sebesar 40% dengan kuat tekan pada umur 56 hari sebesar 70,12 kg/cm dan proyeksi kuat tekan karakteristik padaumur 28 hari (fc’) = 46,42 kg/cm. Sedangkan pada mortar dengan kadar abu terbang0% didapatkan kuat tekan pada umur 56 hari sebesar 59,89 kg/cm dan proyeksi kuattekan karakteristik pada umur 28 hari (fc’) = 42,34kg/cm
Penambahan abu terbang pada bahan ikat semen portland dan kapur jugamembuat mortar menjadi lebih kedap air karena nilai serapan air mortar menjadisemakin rendah. Serapan air pada mortar dengan abu terbang 0% adalah sebesar12,912%, pada prosentase 10% sebesar 12,119%, pada prosentase 20% sebesar11,868%, pada prosentase 30% sebesar 9,31% dan pada prosentase abu terbangsebesar 40% nilai serapan airnya adalah 10,886%. Serapan air yang terjadi padamortar masih memenuhi syarat yang ditetapkan oleh PUBI-1982.Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa abu terbang selain sebagaibahan pengikat alternatif juga dapat menjadi bahan pengisi ( filler ).


Sebagai bahanpengikat, keberadaan abu terbang dapat meningkatkan kuat tekan mortar sedangkansebagai bahan pengisi abu terbang dapat mengurangi serapan air pada mortar. Olehkarena itu, jika akan membuat mortar dengan bahan ikat semen portland dan kapurdapat ditambahkan abu terbang sebagai bahan yang mengurangi jumlah semen tapimampu meningkatkan kuat tekan dan mengurangi serapan air pada mortar.

Cara mencampur menggunakan fly ash


FORMULA UNTUK CAMPURAN PEMASANGAN BATA / BATAKO v 1 SAK SEMEN + 1 SAK FLY ASH + 12 PASIR ( ukuran setara sak ) v
Atau perbandingan 1 : 1 : 12

FORMULA UNTUK CAMPURAN KULITAN / LEPAN v 1 SAK SEMEN + 2 SAK FLY ASH + 20 PASIR ( ukuran setara sak ) v
 Atau perbandingan 1 : 2 : 20

 FORMULA UNTUK CAMPURAN PEMBUATAN BATAKO v 1 SAK SEMEN + 2 SAK FLY ASH + 15 PASIR ( ukuran setara sak ) v
Atau perbandingan 1 : 2 : 15

FORMULA UNTUK CAMPURAN COR v 1 SAK SEMEN + 1 SAK FLY ASH + 3 PASIR ( ukuran setara sak ) + 4 CORAL ( ukuran setara sak ) v
 Atau perbandingan 1 : 1 : 3 : 4

FORMULA UNTUK CAMPURAN TEGEL / KAKIAN v 1 SAK SEMEN + 2 SAK FLY ASH + 20 PASIR ( ukuran setara sak ) v
Atau perbandingan 1 : 2 : 20

FORMULA UNTUK CAMPURAN ONDRONGAN / ACIAN v 1 SAK SEMEN + 2 SAK FLY ASH v
Atau perbandingan 1 : 2

FORMULA UNTUK CAMPURAN PAVING K 300 + v PASIR : 200 Kg + ABU BATU : 240 Kg + 0.5 CORAL : 40 Kg + FLY ASH : 40 Kg ( 1 sak ) TOTAL BAHAN = 520 Kg : SEMEN 40 Kg ( 1 sak ) = 13 Kg
Jadi perbandingan campuranya adalah 1 : 13 TOTAL BAHAN + SEMEN = 560 : 3.1 = 180 biji : 44 = 4 M² Berat Jumlah Paving Per M²

FORMULA UNTUK CAMPURAN PAVING K 250 - v PASIR : 250 Kg + ABU BATU : 290 Kg + 0.5 CORAL : 60 Kg + FLY ASH : 80 Kg ( 2 sak ) TOTAL BAHAN : 680 Kg : SEMEN 40 Kg ( 1 sak ) = 17 Kg
Jadi perbandingan campuranya adalah 1 : 17 TOTAL BAHAN + SEMEN = 720 : 3.1 = 232 biji : 44 = 5,3 M² Berat Jumlah Paving Per M²

FORMULA UNTUK CAMPURAN PAVING SEGI 6 K 250 - v PASIR : 540 Kg + 0.5 CORAL : 60 Kg + FLY ASH : 80 Kg ( 2 sak ) TOTAL BAHAN +680 Kg : SEMEN 40 Kg ( 1 sak ) = 17Kg
Jadi perbandingan campuranya adalah 1 : 17 TOTAL BAHAN + SEMEN = 720 : 3.2 = 225 biji : 30 =7,5 M² Berat Jumlah Paving Per M²

FORMULA UNTUK CAMPURAN GENTENG BETON v PASIR : 160 Kg + FLY ASH : 80 Kg ( 2 sak ) TOTAL BAHAN =240 Kg : SEMEN 40 Kg ( 1 sak ) = 6 Kg
Jadi perbandingan campuranya adalah 1 : 6 TOTAL BAHAN = 280 : 3.4 = 82 biji : 90 = 9 M² Berat Jumlah Genteng Per M²

Minggu, 07 Oktober 2012

Agen Jogja dan sekitarnya



Hendry Ardiyanto
PB.SEHATI
PO.BUS MAJU JAYA LANCAR
jl Wonosari-Jogja Km 2
Banguntapan
Bantul
085725771411
flyashjogja.blogspot.com

Kamis, 13 September 2012

Fly Ash


Fly ash is one of the residues generated in combustion, and comprises the fine particles that rise with the flue gases. Ash which does not rise is termed bottom ash. In an industrial context, fly ash usually refers to ash produced during combustion of coal. Fly ash is generally captured by electrostatic precipitators or other particle filtration equipment before the flue gases reach the chimneys of coal-fired power plants, and together with bottom ash removed from the bottom of the furnace is in this case jointly known as coal ash. Depending upon the source and makeup of the coal being burned, the components of fly ash vary considerably, but all fly ash includes substantial amounts of silicon dioxide (SiO2) (both amorphous and crystalline) and calcium oxide (CaO), both being endemic ingredients in many coal-bearing rock strata.
Toxic constituents depend upon the specific coal bed makeup, but may include one or more of the following elements or substances in quantities from trace amounts to several percent: arsenic, beryllium, boron, cadmium, chromium, chromium VI, cobalt, lead, manganese, mercury, molybdenum, selenium, strontium, thallium, and vanadium, along with dioxins and PAH compounds.[1][2]
In the past, fly ash was generally released into the atmosphere, but pollution control equipment mandated in recent decades now require that it be captured prior to release. In the US, fly ash is generally stored at coal power plants or placed in landfills. About 43% is recycled,[3] often used to supplement Portland cement in concrete production. Some have expressed health concerns about this.[4]
In some cases, such as the burning of solid waste to create electricity ("resource recovery" facilities a.k.a. waste-to-energy facilities), the fly ash may contain higher levels of contaminants than the bottom ash and mixing the fly and bottom ash together brings the proportional levels of contaminants within the range to qualify as nonhazardous waste in a given state, whereas, unmixed, the fly ash would be within the range to qualify as hazardous waste.

Jumat, 07 September 2012

Penggunaan fly ash untuk pembuatan paving block

LogoPenggunaan fly ash untuk pembuatan paving block
Kristanto, Anton and Saputra, Salim Himawan (2003) Penggunaan fly ash untuk pembuatan paving block. Bachelor thesis, Petra Christian University.
Abstract
Dalam penelitian ini kami mencoba mempelajari pengaruh pemakaian fly ash dalam membuat paving block karena belum ada penelitian tentang hal ini. Kami mengambil contoh fly ash yang berasal dari Tjiwi Kimia sebagai contoh material yang digunakan untuk pembuatan paving block. Dalam penelitian ini formula dasar kami peroleh dari literature dan perusahaan paving. Komposisi awal dari penelitian ini menggunakan perbandingan sebagai berikut: Semen : pasir : kerikil = 1 : 2,11 : 2,63. Formula dasar ini kami kembangkan dengan menambahkan beberapa variasi komposisi fly ash sebagai pengganti pasir untuk memperoleh hasil yang maksimal dari penggunaan fly ash. Pengembangan penelitian selanjutnya dilakukan variasi komposisi paving dengan perbandingan semen : pasir : kerikil : fly ash = 1 : 1,3 : 2,6 : 0,8 dan kami pelajari pengaruh masing-masing faktor terhadap kuat tekan dengan menggunakan metode Fraksional faktorial desain. Hasil penelitian yang diperoleh mengambarkan bahwa fly ash dapat digunakan sebagai pengganti komponen pasir, dengan hasil tes kuat tekan rata-rata yang lebih baik sebesar 11,52 %. Komposisi fly ash yang paling efektif dalam menggantikan pasir adalah 40 %, dan peningkatan kekuatan yang dihasilkan sebesar 43,09 %. Faktor yang memiliki pengaruh terbesar bagi penyerapan air dan kuat tekan pada semua sampel paving adalah interaksi antara faktor Semen-Pasir-Kerikil. Komposisi terbaik dalam penelitian kami terdapat pada formula 12, dengan perbandingan semen : pasir : kerikil : fly ash = 0,9 : 1,2 : 2,8 : 0,76; dengan kuat tekan yang dihasilkan sebesar 617,40 kg/cm 2 . Pada umur 28 hari, kuat tekan paving masa curing 28 hari lebih besar 14,30% dibandingkan masa curing 7 hari. Pada masa curing yang sama (28 hari), kuat tekan paving umur 60 hari meningkat sebesar 32,58 % dibandingkan kuat tekan paving umur 28 hari.
Date Deposited:
23 Mar 2011 18:48




EPrints Logo
.:Scientific Repository is powered by EPrints 3:. Administered by Research Center, Petra Christian University.





CARA MENCAMPUR/MENGGUNAKAN FLY ASH dari cv sumber joyo
FORMULA UNTUK CAMPURAN PEMASANGAN BATA / BATAKO v 1 SAK SEMEN + 1 SAK FLY ASH + 12 PASIR ( ukuran setara sak ) v
Atau perbandingan 1 : 1 : 12

FORMULA UNTUK CAMPURAN KULITAN / LEPAN v 1 SAK SEMEN + 2 SAK FLY ASH + 20 PASIR ( ukuran setara sak ) v
 Atau perbandingan 1 : 2 : 20

 FORMULA UNTUK CAMPURAN PEMBUATAN BATAKO v 1 SAK SEMEN + 2 SAK FLY ASH + 15 PASIR ( ukuran setara sak ) v
Atau perbandingan 1 : 2 : 15

FORMULA UNTUK CAMPURAN COR v 1 SAK SEMEN + 1 SAK FLY ASH + 3 PASIR ( ukuran setara sak ) + 4 CORAL ( ukuran setara sak ) v
 Atau perbandingan 1 : 1 : 3 : 4

FORMULA UNTUK CAMPURAN TEGEL / KAKIAN v 1 SAK SEMEN + 2 SAK FLY ASH + 20 PASIR ( ukuran setara sak ) v
Atau perbandingan 1 : 2 : 20

FORMULA UNTUK CAMPURAN ONDRONGAN / ACIAN v 1 SAK SEMEN + 2 SAK FLY ASH v
Atau perbandingan 1 : 2

FORMULA UNTUK CAMPURAN PAVING K 300 + v PASIR : 200 Kg + ABU BATU : 240 Kg + 0.5 CORAL : 40 Kg + FLY ASH : 40 Kg ( 1 sak ) TOTAL BAHAN = 520 Kg : SEMEN 40 Kg ( 1 sak ) = 13 Kg
Jadi perbandingan campuranya adalah 1 : 13 TOTAL BAHAN + SEMEN = 560 : 3.1 = 180 biji : 44 = 4 M² Berat Jumlah Paving Per M²

FORMULA UNTUK CAMPURAN PAVING K 250 - v PASIR : 250 Kg + ABU BATU : 290 Kg + 0.5 CORAL : 60 Kg + FLY ASH : 80 Kg ( 2 sak ) TOTAL BAHAN : 680 Kg : SEMEN 40 Kg ( 1 sak ) = 17 Kg
Jadi perbandingan campuranya adalah 1 : 17 TOTAL BAHAN + SEMEN = 720 : 3.1 = 232 biji : 44 = 5,3 M² Berat Jumlah Paving Per M²

FORMULA UNTUK CAMPURAN PAVING SEGI 6 K 250 - v PASIR : 540 Kg + 0.5 CORAL : 60 Kg + FLY ASH : 80 Kg ( 2 sak ) TOTAL BAHAN +680 Kg : SEMEN 40 Kg ( 1 sak ) = 17Kg
Jadi perbandingan campuranya adalah 1 : 17 TOTAL BAHAN + SEMEN = 720 : 3.2 = 225 biji : 30 =7,5 M² Berat Jumlah Paving Per M²

FORMULA UNTUK CAMPURAN GENTENG BETON v PASIR : 160 Kg + FLY ASH : 80 Kg ( 2 sak ) TOTAL BAHAN =240 Kg : SEMEN 40 Kg ( 1 sak ) = 6 Kg
Jadi perbandingan campuranya adalah 1 : 6 TOTAL BAHAN = 280 : 3.4 = 82 biji : 90 = 9 M² Berat Jumlah Genteng Per M²



Andoyo. 2006. Pengaruh Penggunaan Abu Terbang (Fly Ash) terhadap KuatTekan dan Serapan Air pada Mortar. Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Hery Suroso,S.T, M.T dan Drs. Gunadi, M. T.Kata kunci:
Mortar, abu terbang, kuat tekan dan serapan airMortar atau spesi merupakan salah satu bahan bangunan yang berfungsiuntuk merekatkan pasangan batu bata, batako, plesteran dan sebagainya. Selama inimortar masih menggunakan semen portland dan kapur sebagai bahan ikat utamayang harganya cukup mahal. Pada sisi lain penggunaan mortar tidak memerlukanpersyaratan yang terlalu tinggi. Oleh karena itu diperlukan alternatif bahan ikat lainyang memiliki harga lebih murah dan diprediksikan dapat meningkatkan kuat tekanmortar. Bahan ikat alternatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah sisapembakaran batu bara, yaitu abu terbang.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah prosentase abu terbang yangdigunakan dalam mortar. Sedangkan variabel terikatnya adalah kuat tekan danserapan air pada mortar. Penelitian menggunakan komposisi campuran denganperbandingan berat bahan susun mortar yang terdiri dari semen portland (PC), abuterbang (AT), kapur (KP) dan pasir (PS). Perbandingan komposisi campuran yangdipakai adalah dengan prosentase abu terbang terhadap berat semen. Perbandingantersebut adalah dengan komposisi abu terbang sebesar 0% (1PC : 0AT : 1KP : 8PS),komposisi abu terbang sebesar 10% (0,9PC : 0,1AT : 1KP : 8PS), komposisi abuterbang sebesar 20% (0,8PC : 0,2AT : 1KP : 8PS), komposisi abu terbang sebesar30% (0,7PC : 0,3AT : 1KP : 8PS) dan komposisi abu terbang sebesar 40% (0,6PC :0,4AT : 1KP : 8PS). Sampel yang diuji kuat tekan dan serapan airnya adalah sampelberbentuk kubus dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 50 mm.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwapenambahan abu terbang dengan prosentase tertentu dari berat semen ternyata dapatmeningkatkan kuat tekan mortar. Peningkatan kuat tekan terjadi pada prosentase abuterbang sebesar 10% dengan kuat tekan pada umur 56 hari sebesar 100,72 kg/cm dan proyeksi kuat tekan karakteristik pada umur 28 hari (fc’) = 66,69 kg/cm, padaprosentase abu terbang sebesar 20% dengan kuat tekan pada umur 56 hari sebesar93,96 kg/cm dan proyeksi kuat tekan karakteristik pada umur 28 hari (fc’) = 62,16kg/cm, pada prosentase abu terbang sebesar 30% dengan kuat tekan pada umur 56hari sebesar 83,41 kg/cm dan proyeksi kuat tekan karakteristik pada umur 28 hari(fc’) = 55,17 kg/cm dan pada prosentase abu terbang sebesar 40% dengan kuat tekan pada umur 56 hari sebesar 70,12 kg/cm dan proyeksi kuat tekan karakteristik padaumur 28 hari (fc’) = 46,42 kg/cm. Sedangkan pada mortar dengan kadar abu terbang0% didapatkan kuat tekan pada umur 56 hari sebesar 59,89 kg/cm dan proyeksi kuattekan karakteristik pada umur 28 hari (fc’) = 42,34kg/cm
Penambahan abu terbang pada bahan ikat semen portland dan kapur jugamembuat mortar menjadi lebih kedap air karena nilai serapan air mortar menjadisemakin rendah. Serapan air pada mortar dengan abu terbang 0% adalah sebesar12,912%, pada prosentase 10% sebesar 12,119%, pada prosentase 20% sebesar11,868%, pada prosentase 30% sebesar 9,31% dan pada prosentase abu terbangsebesar 40% nilai serapan airnya adalah 10,886%. Serapan air yang terjadi padamortar masih memenuhi syarat yang ditetapkan oleh PUBI-1982.Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa abu terbang selain sebagaibahan pengikat alternatif juga dapat menjadi bahan pengisi ( filler ).


Sebagai bahanpengikat, keberadaan abu terbang dapat meningkatkan kuat tekan mortar sedangkansebagai bahan pengisi abu terbang dapat mengurangi serapan air pada mortar. Olehkarena itu, jika akan membuat mortar dengan bahan ikat semen portland dan kapurdapat ditambahkan abu terbang sebagai bahan yang mengurangi jumlah semen tapimampu meningkatkan kuat tekan dan mengurangi serapan air pada mortar.


Selasa, 04 September 2012

JUAL FLY ASH


Kami dari CV WB (World Business) menawarkan produk kami yaitu fly ash 



PENGERTIAN FLY ASH

Abu Terbang ( Fly ash)
Abu terbang adalah debu yang dihasilkan dari sisa pembakaranPembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara (SudjatmikoNugroho, 2003).
Sedangkan NSPM KIMPRASWIL dalam SNI 03-6414-2002(2002: 145) memberikan definisi berbeda, yaitu:Abu terbang adalah limbah hasil pembakaran batu bara pada tungku pembankit listrik tenaga uap yang berbentuk halus, bundar dan bersifat pozolanik (SNI 03-6414-2002 (2002: 145))
Bahan bangunan abu terbang dapat digunakan sebagai bahan baik untuk pembuatan agregat buatan dalam campuran beton, bahan tambahan pavingblok, mortar, batako, bahan tambah beton aspal, beton ringan dan sebagainya.Sebagai bahan tambah beton, abu terbang dinilai dapat meningkatkan kualitas beton dalam hal kekuatan, kekedapan air, ketahanan terhadap sulfat dankemudahan dalam pengerjaan (workability) beton (Sofwan Hadi, 2000).


Cara pemanfaatan fly ash termasuk:

1. Beton produksi, sebagai bahan pengganti semen Portland dan pasir
2. Solidifikasi beton dalam pembuatan produk beton seperti paving,genteng beton dan produk beton lainnya
3. Tanggul dan mengisi struktural lainnya (biasanya untuk pembangunan jalan)
4. Limbah stabilisasi dan solidifikasi
5. Semen klinker produksi - (sebagai bahan pengganti tanah liat)
6. Tambang reklamasi
7. Jalan konstruksi subbase
8. Sebagai bahan pengganti Agregat (misalnya untuk produksi batu bata)
9. Mineral filler pada beton aspal
10. Pertanian menggunakan untuk amandemen tanah, pupuk, pengumpan ternak, stabilisasi tanah di halaman pakan ternak, dan wilayah pertanian
11. Konstruksi bangunan(Acian,Dak Beton,Pasang Bata)

Hasil pengunaan Fly Ash
1. Mudah dalam pengerjaan, cepat kering, dan mengeras
2. Permukaan beton lebih rata dan halus serta kekuatan (kualitas) beton meningkat
3. Tahan lama dan tidak mudah rusak oleh pengaruh cuaca
4. Tahan terhadap rembasan air (kedap air)
5. Melekat dengan baik pada pasangan batu pondasi, bata merah atau batako
6. Tidak timbul retak-retak halus pada permukaan beton dan plesteran


HARGA FLY ASH KEMASAN :
25 KG : Rp 9000
40 KG : Rp 15000


MACAM FLY ASH DAN WARNA :
PAITON COKLAT JENIS F
TANJUNG JATI ABU-ABU JENIS F
CIWI ABU-ABU JENIS C



Guntur
085755891018




ping fast  my blog, website, or RSS feed for Free