Rabu, 24 Oktober 2012

Fly ash pemanfaatan dan kegunaan


Fly-ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran batubara, yang dialirkan dari ruang pembakaran melalui ketel berupasemburan asap, yang telah digunakan sebagai bahan campuran padabeton. Fly-ash atau abu terbang di kenal di Inggris sebagai serbuk abupembakaran. Abu terbang sendiri tidak memiliki kemampuan mengikatseperti halnya semen. Tetapi dengan kehadiran air dan ukuranpartikelnya yang halus, oksida silika yang dikandung oleh abu terbangakan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentukdari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memilikikemampuan mengikat.Menurut ACI Committee 226 dijelaskan bahwa, fly-ash mempunyaibutiran yang cukup halus, yaitu
lolos ayakan N0. 325 (45 mili mikron) 5-27persen
, dengan spesific gravity antara
2,15-2,8 dan berwarna abu-abu kehitaman dan coklat
. Sifat proses pozzolanic dari fly-ash mirip dengan bahanpozzolan lainnya. Menurut ASTM C.618 (ASTM, 1995:304) abu terbang(fly-ash) didefinisikan sebagai butiran halus residu pembakaranbatubara atau bubuk batubara. Fly-ash dapat dibedakan menjadi dua,yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaranbatubara antrasit atau batubara bitomius dan abu terbang kelas C yangdihasilkan dari batubara jenis lignite atau subbitumes . Abu terbangkelas C kemungkinan mengandung zat kimia SiO2 sampai dengandengan 70 persen. Tingkat pemanfaatan abu terbang dalam produksi semen saat ini masihtergolong amat rendah.
Cina memanfaatkan sekitar 15 persen, Indiakurang dari lima persen, untuk memanfaatkan abu terbang dalam pembuatan beton
. Abu terbang ini sendiri, kalau tidak dimanfaatkan juga bisa menjadi ancaman bagi lingkungan. Karenanya dapatdikatakan, pemanfaatan abu terbang akan mendatangkan efek gandapada tindak penyelamatan lingkungan, yaitu penggunaan abu terbangakan memangkas dampak negatif kalau bahan sisa ini dibuang begitusaja dan sekaligus mengurangi penggunaan semen Portland dalampembuatan beton.Sebagian besar abu terbang yang digunakan dalam beton adalah abukalsium rendah (kelas “F” ASTM) yang dihasilkan dari pembakaran anthracite atau batu bara bituminous. Abu terbang ini memiliki sedikitatau tida ada sifat semen tetapi dalam bentuk yang halus dan kehadirankelambaban, akan bereaksi secara kimiawi dengan kalsium hidrosidapada suhu biasa untuk membentuk bahan yang memiliki sifat-sifatpenyemenan. Abu terbang kalsium tinggi (kelas ASTM) dihasilkan daripembakaran lignit atau bagian batu bara bituminous,yang memiliki sifat-sifat penyemenan di samping sifat-sifat pozolan.Hasil pengujian yang dilakukan oleh Poon dan kawan-kawan,memperlihatkan dua pengaruh abu terbang di dalam beton, yaitusebagai
agregat halus dan sebagai pozzolan
. Selain itu abu terbangdi dalam beton menyumbang kekuatan yang lebih baik dibandingpada pasta abu terbang dalam komposisi yang sama. Inidiperkirakan lekatan antara permukaan pasta dan agregat di dalambeton. More dan kawan-kawan, Mendapatkan
workabilitas
meningkatketika sebagian semen diganti oleh abu terbang.Beton yang mengandung 10 persen abu terbang memperlihatkankekuatan awal lebih tinggi yang diikuti perkembangan yang signifikankekuatan selanjutnya. Kekuatan meningkat 20 persen dibanding betontanpa abu terbang. Penambahan abu terbang menghasilkan
 peningkatan kekuatan tarik langsung dan modulus elastis
. Kontribusiabu terbang terhadap kekuatan di dapati sangat tergantung kepadafaktor air-semen, jenis semen dan kualitas abu terbang itu sendiri.Dalam suatu kajian, abu terbang termasuk ke dalam kategori kelas Fdengan kandungan CaO2 rendah sebesar 1,37 persen lebih kecildari pada 10 persen yang menjadi persyaratan minimum kelas C.Namun demikian kandungan SiO2 sukup tinggi yaitu 57,30 persen.Abu terbang ini , selain memenuhi kriteria sebagai bahan yang
memiliki
sifat pozzolan , abu terbang juga memiliki sifat -sifat fisikyang baik , yaitu jari - jari pori rata - rata 0,16 mili mikron , ukuranmedian 14,83 mili – mikron , dan luas permukaan spesifik 78,8m2/gram . Sifat - sifat tersebut dihasilkan dengan menggunakan
ujiPorosimeter.
Hasil-hasil pengujian menunjukkan bahwa abu terbang memilikiporositas rendah dan pertikelnya halus. Bentuk partikel abu terbangadalah bulat dengan permukaan halus, dimana hal ini sangat baik untukworkabilitas, karena akan mengurangi permintaan air atau superplastiscizer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar